SISTEM MANAJEMEN MUTU
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Fitriyah 2019020152
Universitas Islam Batik Surakarta
A. Defenisi Sistem Manajemen Mutu
Mutu
(kualitas) didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk
atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan
tertentu. Hal ini berarti bahwa kita harus dapat mengidentifikasikan ciri dan
karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu dasar
tolok ukur dan cara pengendaliannya. Definisi ini jelas menekankan pada
kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan
dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat pemakai. Misalnya
dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi,
keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan,
ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian, integritas (sesuai gambar dan
spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas
cacat.
Manajemen
Mutu merupakan aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan
dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat
dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas.
Hal
hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
a. Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
b.
Proses management proyek itu sendiri.
Sistem
Manajemen Mutu (SMM) adalah sebuah sistem yang bertujuan untuk meningkatkan
kepuasaan pelanggan dan memungkinkan perbaikan yang berkelanjutan. SMM juga
adalah kemampuan suatu organisasi dalam menjaga kualitas mutu dari jasa atau
barang yang dilayankan. Salah satu jenis SMM yang sangat populer dan mungkin
paling banyak diterapkan di seluruh dunia adalah SMM yang dikeluarkan oleh
Organisasi Standar Internasional (International Standard Organization, ISO).
B. Ruang Lingkup Sistem Manajemen
Mutu
a.
Organisasi yang menginginkan keunggulan melalui implementasi suatu sistem
manajemen mutu.
b.
Organisasi yang menginginkan keyakinan dari pemasoknya bahwa persyaratan produk
mereka akan dipenuhi.
c.
Pemakai produk.
d.
Mereka yang berkepentingan dengan saling pengertian dari istilah yang dipakai
dalam manajemen mutu.
e.
Mereka yang didalam atau diluar organisasi yang mengakses sistem manajemen mutu
atau mengauditnya untuk kesesuaian pada persyaratan.
f.
Mereka yang didalam atau diluar organisasi yang memberi saran atau pelatihan tentang
sistem manajemen mutu yang sesuai bagi organisasi itu.
g.
Pengembang standar terkait.
C.
Konsep Dasar Sistem Manajemen Mutu
Mutu
harus secara sadar dikelola untuk memenuhi tuntutan masyarakat, total quality
manajemen ( TQM ) atau manajemen mutu terpadu merupakan sistem manajemen yang
dikembangkan diberbagai Negara dalam menghadapi dunia yang cepat berubah dan
penuh ketidakpastian dalam rangka menciptakan efektivitas dan kepuasan.
Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan
kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan
organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman melalui sifat mutu dan sifat
sistem mutu secara komitmen manajemen untuk bekerja dalam berbagai cara.
Manajemen
mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh
anggota organisasi dapat memberikan kontribusi dan semaksimal mungkin kepada
organisasi dengan melakukan hal tersebut dapat membangkitkan semangat para
komponen perusahaan dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu sebuah produk atau
jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan tetapi menjadi tanggung jawab
seluruh anggota organisasi. Dari penjelasan di atas konsep dasar sistem
manajemen mutu berpatokan kepada figure yang mampu memberikan motivasi kepada
komponen perusahaan yang menjadi factor penting dalam jalan nya suatu
perusahaan.
D. Aspek Sistem Manajemen Mutu
Aspek
utama dalam sistem manajemen mutu atau SMM ISO 9001 : 2000 adalah kepemimpinan
dan tanggung Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Interface, Organisasi dengan
Pelanggan Sumber daya, Prasarana, Personil SMM Kebijakan mutu, Sasaran mutu,
prosedur 23 jawab. Artinya sebuah perusahaan yang menginginkan sistem manajemen
mutun yang baik harus memiliki kepemimpinan dan tanggung jawab yang baik.
Bagian kepemimpinan dan tanggung jawab merupakan aspek utama dan paling utama
sebagai leader atau kepala yang baik untuk membawa organisasi tersebut kearah
yang lebih baik. Kemudian aspek selanjutnya sebagai aspek pendukung yang juga saling
berkaitan satu sama lain dan memiliki peran yang sama pentingnya dengan peran
kepemimpinan dan tanggung jawab. Jika membahas tentang sistem manajemen mutu
yaitu berkaitan dengan kualitas dan konsep yaitu kepemimpinan dan tanggung
jawab. Untuk mendapatkan keseluruhan hasil dari sistem manajemen mutu memang
membutuhkan kepemimpinan atau leader yang baik dan juga dalam menjalankannya
membutuhkan tanggung jawab yang baik, agar keseluruhan hasil yang ingin dicapai
dan menjadi tujuan dalam dilaksanakannya sebuah proses sesuai dengan yang
diinginkan, ditargetkan, dan diimajinasikan.
E. Prinsip-Prinsip Dalam Sistem
Manjemen Mutu
Prinsip-prinsip
dalam sistem manajemen mutu :
1.
Fokus Pelanggan (Customer Focus)
2.
Kepemimpinan (Leadership)
3.
Keterlibatan Orang (Engagement of People)
4.
Pendekatan Proses (Process Approach)
5.
Pendekatan sistem pada manajemen
6.
Perbaikan (Improvement)
7.
Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti
8.
Manajemen Relasional (Relationship Management
F. Komponen dalam Sistem Manajemen
Mutu
Manajemen mutu terdiri dari empat komponen
utama, yang meliputi:
1.
Perencanaan Kualitas, proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan
proyek dan memutuskan bagaimana cara memenuhinya.
2. Peningkatan Kualitas, perubahan yang
disengaja dari suatu proses untuk meningkatkan kepercayaan atau keandalan
hasil.
3.
Kontrol Kualitas, upaya berkelanjutan untuk menegakkan integritas dan keandalan
proses dalam mencapai hasil.
4.
Jaminan Kualitas, tindakan sistematis atau terencana yang diperlukan untuk
menawarkan keandalan yang memadai sehingga layanan atau produk tertentu akan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
G. Proses Dalam Sistem Manjemen
Mutu
Pada
proses manajemen mutu melibatkan kumpulan pedoman yang sudah dikembangkan oleh
tim untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang dihasilkan memiliki standar
yang tepat atau sesuai dengan tujuan.
1.
Organisasi harus menentukan input yang dibutuhkan dan keluaran yang diharapkan
dari prosesnya; Masukan yang dibutuhkan untuk proses harus dipertimbangkan dari
sudut pandang apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses seperti yang
direncanakan; Keluaran yang diharapkan harus dipertimbangkan dari sudut pandang
apa yang diharapkan oleh pelanggan atau proses selanjutnya; Masukan dan
keluaran dapat berwujud (misalnya bahan, komponen atau peralatan) atau tidak
berwujud (misalnya data, informasi atau pengetahuan);
2.
Saat menentukan urutan dan interaksi proses ini, hubungan dengan input dan
output dari proses sebelumnya dan selanjutnya harus dipertimbangkan; Metode
untuk memberikan rincian urutan dan interaksi proses; Metode yang berbeda
seperti mempertahankan atau mempertahankan informasi terdokumentasi (misalnya
peta proses atau diagram alir), atau pendekatan yang lebih sederhana, seperti
penjelasan lisan tentang urutan dan interaksi proses;
3.
Untuk memastikan bahwa proses efektif (yaitu memberikan hasil yang disepakati),
kriteria dan metode pengendalian proses harus ditentukan dan diterapkan oleh
organisasi; Kriteria untuk pemantauan dan pengukuran bisa berupa parameter
proses, atau spesifikasi untuk produk dan layanan Tujuan kualitas organisasi
(kriteria); Metode lain untuk indikator kinerja mencakup laporan, grafik atau
hasil audit;
4. Organisasi harus menentukan sumber daya
yang dibutuhkan untuk proses, seperti orang, infrastruktur, lingkungan untuk
pengoperasian proses, pengetahuan organisasi dan pemantauan dan pengukuran
sumber daya Pertimbangan mengenai ketersediaan sumber daya harus mencakup
kemampuan dan batasan sumber daya internal yang ada dan hal-hal yang dapat
diperoleh dari penyedia eksternal;
5.
Organisasi harus menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk prosesnya dengan
terlebih dahulu menentukan aktivitas proses dan kemudian menentukan orang-orang
yang akan melakukan kegiatan tersebut; Tanggung jawab dan wewenang dapat
ditetapkan dalam informasi terdokumentasi, seperti bagan organisasi, prosedur
terdokumentasi, kebijakan operasional dan uraian tugas, atau dengan menggunakan
pendekatan sederhana dari instruksi lisan;
6.
Organisasi harus memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menangani
risiko dan peluang yang terkait dengan proses diimplementasikan. Organisasi
harus mempertimbangkan data kinerja yang diperoleh melalui pengkajian kriteria
yang ditetapkan untuk pemantauan dan pengukuran; Menganalisis dan mengevaluasi
data ini; Dan menerapkan setiap perubahan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa proses ini konsisten mencapai hasil yang diharapkan;
7.
Organisasi dapat menggunakan hasil analisis dan evaluasi untuk menentukan
tindakan perbaikan yang diperlukan; Perbaikan dapat dilakukan pada tingkat
proses (misalnya dengan mengurangi variasi dalam cara aktivitas dilakukan) atau
pada tingkat sistem manajemen mutu (misalnya dengan mengurangi dokumen yang
terkait dengan sistem, memungkinkan orang untuk lebih berkonsentrasi dalam
mengelola proses).
Referensi
Diktat
Sistem Manajemen Mutu oleh Nuri Aslami FEBI UIN Sumut 2020.
Nur
Nasution,Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), h.
78.
Nanang
Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012), h.59.
No comments